Hutan merupakan satu kesatuan ekosistem yang memiliki peran sangat penting di Indonesia. Hal tersebut dapat dilihat dari posisi negara kita yang memiliki hutan hujan tropis dengan keanekaragaman flora terbesar keempat di dunia. [4] Selain itu, telah tercatat bahwa luas hutan yang ada di Indonesia sebesar 94,1 juta ha atau setara dengan 50,1% dari total daratan Indonesia [2] Namun pernyataan tersebut berbeda dengan permasalahan yang dihadapi oleh dunia saat ini. Laju deforestasi atau aktivitas penebangan hutan di Indonesia tergolong cukup tinggi. FAO pun menambahkan pernyataan bahwa dunia telah kehilangan 10 juta ha hutan per tahun sejak 2015 hingga 2020.
Padahal hutan memiliki fungsi yang sangat berhubungan dengan aspek ekologi yaitu dengan adanya hutan, tatanan lingkungan dapat terjaga, baik dari kesuburan tanah maupun udara. Tak hanya itu, hutan dapat menjadi peluang bagi beberapa mata pencaharian yang dapat menghasilkan komoditas kayu untuk dijual. Masyarakat yang tinggal di sekitar hutan pun terkena dampak yang diakibatkan dari deforestasi. Deforestasi dapat disebabkan oleh kegiatan illegal logging, perluasan lahan perkebunan kelapa sawit, kebakaran hutan, serta kegiatan Pertambangan Tanpa Izin (PeTI). Kegiatan-kegiatan tersebut telah mengakibatkan beberapa daerah menjadi tercemar, seperti Sungai Kahayan di Kalimantan Tengah. Dampak lainnya dapat berupa kerusakan ekosistem lalu berbagai jenis, spesies hewan maupun tumbuhan yang ikut terancam akibat deforestasi. [1]
Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah untuk menurunkan kejadian deforestasi di Indonesia, seperti pembuatan skema sertifikasi Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO) yang wajib dimiliki oleh semua pengusaha dan petani sawit dengan memperketat aturan untuk menghindari deforestasi dan eksploitasi. [5] Program REDD+ (Reduction of Emissions from Deforestation and Forest Degradation) yang telah ada sejak pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pun menjadi sebuah bentuk upaya dengan melakukan pemberdayaan terhadap masyarakat lokal, mengingat pentingnya peran masyarakat lokal yang ada di sekitar hutan. Pada masa pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla, terdapat program yang dibuat untuk mengalokasikan pemberian hak akses kelola kawasan lahan hutan, pasar, dan pendampingan pengelolaan, serta pemberian modal bagi kelompok masyarakat pengelola hutan hingga 100 juta rupiah per kelompok. Program disebut dengan program Perhutanan Sosial (PS). [1]
Pada 3 Maret 2021, angka deforestasi di Indonesia telah menunjukkan penurunan. Pemerintah melakukan pemantauan terkait luas lahan hutan di Indonesia dilakukan dengan menggunakan citra satelit yang disediakan LAPAN dan dilanjut dengan identifikasi secara visual oleh KLHK yang ada di seluruh Indonesia. Hasil didapatkan bahwa deforestasi netto tahun 2019–2020 menunjukkan angka sebesar 115,5 ribu ha, sedangkan berdasarkan pemantauan, deforestasi netto pada tahun 2018–2019 sebesar 462,5 ribu ha. Hal tersebut menunjukkan penurunan deforestasi netto sebesar 75%. [3]
Dapat disimpulkan bahwa angka deforestasi di Indonesia telah menurun dari tahun sebelumnya. Hal tersebut tentunya dapat terjadi dengan berbagai upaya yang telah dilakukan oleh masyarakat dan tentunya pemerintah. Harapan untuk selanjutnya adalah baik dari masyarakat maupun pemerintah dapat terus melakukan berbagai tindakan untuk mencegah peningkatan laju deforestasi di Indonesia, sehingga kehidupan ekosistem dapat terjaga dengan baik dan memberikan manfaat bagi masyarakat.
Referensi:
- Hidayat, H., Siburian, R., Nurhidayah, L., & Sudiyono. (2019). Deforestasi dan Ketahanan Sosial. Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
- KLHK. (2020). Hutan dan Deforestasi Indonesia Tahun 2019. Diakses pada 24 Maret 2021 dari http://ppid.menlhk.go.id/siaran_pers/browse/2435
- KLHK. (2021). Deforestasi Indonesia Turun, Terendah dalam Sejarah Diakses pada 24 Maret 2021 dari https://www.menlhk.go.id/site/single_post/3640/deforestasi-indonesia-turun-terendah-dalam-sejarah
- Surya, M. I., & Astuti, I. P. (2017). Keanekaragaman dan Potensi Tumbuhan di Kawasan Hutan Lindung Gunung Pesagi, Lampung Barat. Dalam Prosiding Seminar Nasional Masyarakat Biodiversitas Indonesia 3, 211–215.
- Wirawan, B. A., & Amrifo, V. (2020). DEFORESTASI DAN KETAHANAN SOSIAL. Jurnal Masyarakat dan Budaya, 22(3).